Kisah Petualang Klinik

Sejarah jerawat….dari jaman abege kapan ya mulai ketemu sama yang namanya jerawat? Since high school as far as I can remember. Dan makin menjadi sejak kuliah di IPB, dimana gw harus tinggal di asrama dan kos yang airnya bukan dari air PAM, melainkan dari air sumur yang ditampung di torrent. Darmaga? Daerah tandus bin gersang dan gerah, yang sukses bikin semua orang banjir keringat, dan yang kandungan besi dalam air nya tinggi banget sampai bikin lantai/dinding WC penuh dengan bercak2 coklat karat dalam beberapa hari saja. Maka, makin menjadilah jerawat2 ini.

Btw, jerawat gw itu terdiri dari komedo (whitehead & blackhead) dan cystic acne (jerawat gede yang ada ‘isi’nya seperti lemak putih). Cystic acne nya memang ga semuka-muka, nongol 1-2 atau beberapa biji tapi dalam ukuran besar, sakit jika ditekan, dan ga ada ‘mata’nya sehingga sulit dikeluarin, kadang suka ga jelas apakah dia akan kempes atau mateng. Di beberapa bagian seperti di bawah hidung, dagu, dan di atas alis, jangankan ditekan, kalo ngomong atau gerakin alis aja udah berasa nyut-nyutan -___-

Dan seperti ababil pada umumnya, gw selalu penasaran untuk mencoba berbagai jenis produk skin care di pasaran. Let me try to remember all those stuffs I’ve tried:

1. Tea Tree from Oriflame : Acnes got better but not clear as it promised. So I turn to another Oriflame’s skin care, which is….

2. Clear + : well…..not much improvements as I remember. Lebih mahal dari tea tree, iya…

Image

3. Ponds : Mulai dari yg pink, biru, scrub ijo, sampe seri premiumnya Flawless White. Emang merk ini jagonya bikin putih. Tapi apa gunanya kalo bekas jerawat memudar, diganti dengan bekas jerawat yang paling up to date -___-

Image

4. L’oreal : Ada 2 varian yang pernah gw pake, Pure Zone untuk kulit berminyak, dan Pore Minimizer. Both didn’t work for me. Yang pore minimizer memang kentara bikin pori-pori mengecil, tapi efek lainnya….bikin komedo susah dikeluarin, alhasil jadilah dungdak (ada yang masih inget iklan Biore Pore Pack perdana yang kocak itu, dengan singkatan dungdak alias idung landak? :D)

Image

5. Artistry from Amway: Menjelang lulus kuliah, gw jadi aktivis MLM bernama Amway di bawah naungan Network 21 (N21). Produk2 Amway ini emang mantap topnya, tapi mantap pula harganya untuk ukuran kantong mahasiswa *nangis darah*. Gw pernah pake seri untuk kulit berminyak dan whitening. Waktu itu rasanya jrewi2 membandel ini tetap saja muncul, jadi setelah produknya habis, hmmm…I don’t think to repurchase it again.

Image

6. Natasha Skin Care: Melihat temen sekamar kos ke Natasha dan mukanya membaik (problem jerawatnya sama, hanya dia lebih beruntung dilahirkan sebagai gadis Sumba dengan warna kulit coklat eksotis…jadi bekas jerawatnya ga terlalu kentara *envy*). Akhirnya ga lama setelah lulus kuliah, gw memberanikan diri untuk terjun ke dunia klinik kecantikan. Nah kisah disini agak puanjaaaaang…..

6a. Dua tahun pertama gw di Natasha dilalui dengan sangat kinclong. Its day cream definitely reduced my blackhead and comedoes, while its night cream clearly reduced the post-acne spots. Mo wajah agak2 kotor dikit, ga bakal tu namanya jerawat nongol, bahkan di saat PMS.

I really miss my skin within this golden era…u can see not even a single spot… Guaranteed, this pic was taken without any foundation/concealer applied and Photoshop editing (except resizing).

6b. The disaster began when Natasha discontinued my day cream. Krim pagi gw diganti dengan krim lain berkode sama dengan embel2 NF (new formula). With no hesitation, I bought two pots of it. Kalo diperbaharui, logikanya harusnya lebih bagus donk. Memang gw ga langsung jerawatan pake si NF ini, tapi gw merasa muka gw ga sekinclong yang dulu. So gw komplen ke dokternya, dan gw dikasi krim lama yang sederajat dengan yang discontinued itu. Well, gw baru tau krim Natasha ternyata banyak juga jenisnya. So far krim malamnya masih oke, tapi makin lama gw merasa kirim malamnya juga tidak seampuh biasanya, padahal krim malamnya tidak pernah ganti jenis. Dulu kalo ada calon jerewi diolesin krim malamnya dalam 1-2 hari langsung kempes. Sekarang bisa seminggu, malah bisa ada yang mateng. Tapi belom gw persoalkan karena yang muncul masih jarang.

Jrewi ini mulai makin mengganggu pas gw mulai fitness untuk meratakan perut gw yang yeah….buncit ini. Jerawat makin sering nongol dengan ukuran yang makin besar, sehingga gw yang 2 tahun ini udah ga pernah sentuh2 muka lagi, kembali ke kebiasaan jaman puber: mencetin jerawat -___- Karena gw merasa krim natasha udah ga mempan lagi (gw saat itu belum tahu kalo selain banyak jenisnya, krim Natasha juga banyak levelnya…okay ini akan dibahas di poin selanjutnya ya), gw memutuskan hijrah ke klinik lain.

7. LNA : Klinik milik dr. Liliek Norawati SpKK ini gw baru tau letaknya ternyata persis di belakang Purwacaraka Bangbarung tempat gw ngajar bertahun-tahun (yaelah kemane aje buuu….). Itupun setelah salah seorang front officer di Purwacaraka merekomendasikannya pas gw lagi curcol soal masalah jrewi gw yang ga beres-beres.

Seminggu pertama gw pake acne seriesnya LNA ini, sepertinya ada progress. Gw suka obat totol jerawatnya yang sukses mengempeskan beberapa calon jerawat guede-guede. Disini juga gw pertama kalinya kenal dengan chemical peeling. Disini gw pernah peeling TCA 2-3x, dengan harapan bekas2 jrewi yang item2 segede bagong ini akan segera hilang. Tapi jerawat baru yang tumbuh makin banyak, makin besar, dan merah. Sampai suatu hari nyokap gw komen kenapa muka gw jadi merah2 gitu, dan nyuruh gw untuk balik ke natasha.

Oya, di LNA ini gw juga pernah dikasih obat minum. Pas gw tanya ini namanya apa, asisten dokternya bilang namanya Isotret. Gw tanya temen gw yang dokter umum, apa itu Isotret dan seketika dia histeris melarang gw untuk minum obat itu karena sederet side effect nya. Penasaran donk gw. Jadi gw googling soal isotret dan ini beberapa hasil yang gw dapatkan:

http://en.wikipedia.org/wiki/Isotretinoin#Teratogenicity_.28birth_defects.29

http://www.isotretinoinsideeffects.com/

http://accutaneisotretinoin.blogspot.com/p/accutane-generic-name-isotretinoin-is.html

http://www.prescriptiondrug-info.com/Discuss/accutane-long-term-side-effects-191307.htm

Rata-rata sumber di internet menyebutkan 1 bulan sebelum dan sesudah meminum isotret harus melakukan kontrasepsi, alias ga boleh hamil. Di luar negeri, peraturan untuk nebus isotret sedemikian ketat sampai harus tes kehamilan setiap bulan. Di Indonesia sendiri, status isotret adalah: ILEGAL. 

Kesimpulan gw: Rasio manfaat banding resiko dan efek sampingnya terlalu kecil.  I don’t wanna take a risk upon my future health, so I decided to throw the isotret tablets away into the bin.

8. Natasha (again) : Setelah komplen berat soal krimnya yang ga lagi ampuh, dan menceritakan pengalaman gw di klinik ‘sebelah’, akhirnya dokter di Natasha kasih gw resep krim baru. Dokter cantik yang satu ini juga menjelaskan bahwa krim di Natasha ini ada levelnya. Yang pot sebelumnya berwarna putih-merah maroon itu level basic. Kali ini gw dinaikkin ke level gold dengan pot berwarna soft pink.

(L) Basic level, (R) Gold/Platinum level

(L) Basic level, (R) Gold/Platinum level

Gw dikasi obat minum juga, dan kembali gw tanya ke dokternya ini apa namanya, tapi sang dokter sama sekali ga sebut namanya. Dia cuma meyakinkan gw bahwa ini tidak berbahaya seperti isotret, tapi juga bukan antibiotik. Dosis minumnya unik, 4-4-3-3-2-2-1-1-0-0.  Artinya, di hari pertama gw minum 2 x 4, hari kedua 2 x 3, hari ketiga 2 x 2, hari keempat 2 x 1, hari kelima berhenti minum.

Gw juga ikut chemical peeling lagi, tapi kali ini peeling Jessner yang katanya emang untuk kulit berminyak dan berjerawat. Gw ‘diomelin’ kenapa dulu pakai TCA, karena TCA itu memang ampuh untuk menghilangkan flek dan bekas jerawat, tapi juga merangsang pertumbuhan jerawat baru. Jreng jreng……pantesan…. >.<

Natasha's result in 2 months after my first Jessner peeling

Natasha’s result in 2 months after my first Jessner peeling (Click to zoom in)

Beberapa bulan hasilnya menggembirakan…jerawat secara ukuran dan intensitas berkurang banget, plus bekas2 jerawat juga mulai berkurang 😀 But again, the 2nd disaster began (kenapa gw sebut disaster lagi? penjelasannya ada di poin terakhir) when someday I wanted to repurchase the day cream, and they told me it was out of stock. So after consulting the doctor on duty, they gave me platinum level day cream. Wow…my new discovery! Ternyata ada krim basic, gold, dan platinum.

Selama pake krim platinum ini, gw juga beli skin care OTC (over the counter) brand premium berikut ini…..

9. SK-II : Yup…brand premium dengan harga premium ini membangkitkan rasa penasaran gw karena sering liat iklannya di majalah Cosmopolitan. Gw cuma beli Pitera Set untuk pemakai pemula. Isinya ada 1 botol sampel Clear Lotion (toner), 1 sachet Facial Treatmanet Mask, dan 1 botol 75 ml Facial Treatment Essence (FTE).

Image

FTE ini terkenal dengan sebutan miracle water. Dan gw emang merasa kulit gw lebih cerah setelah 2 minggu pake FTE. Orang tua murid gw pun mengakuinya. Clear Lotion nya bikin kulit gw jauh lebih terkontrol minyaknya. Yang biasa sekali pake blot paper (yang sejenis Acnes dan Clean n Clear, udah bukan yang kayak Ovale lagi) bisa 2 lembar, sekarang cukup 1 lembar saja 😀 Maskernya juga gw rasa ampuh banget….pas gw lepas maskernya, calon jrewi yang tadinya udah nyut2 langsung berasa kempes :O

Pemakaian SK-II ini gw barengin sama krim Natasha. Gw pake Clear Lotion dan FTE sebelum aplikasi krim pagi/malam dari Natasha. SK-II gw fungsikan seperti toner karena gw memang ga pernah pake toner dari Natasha (muka gw jadi over oily dan mengkilat banget kalo pake toner Natasha). Dengan SK-II plus krim Natasha level platinum, makin berasa jerawat gw makin jarang nongol dalam ukuran yang gede2. Tapiiii…kok di pipi jadi bruntusan yaaa, banyak jerawat kecil2….kalo dipencet, langsung keluar isinya seperti beras. Ada yang bilang namanya jerawat menir (gw ga tau nama ilmiahnya hehe). Enak sih karena mudah dikelurin seperti komedo jadi ga bikin lecet dan ninggalin bekas. Cuma tetep aja merasa terganggu kalo saban minggu gw harus terus mencetin muka.

Using Natasha's platinum cream, cystic acnes diminished but lots of tiny winy acnes (or comedoes?) grew on my cheek -_-

Using Natasha’s platinum cream…click to zoom in, you’ll see plenty of little spots, thanks to tiny winy acnes (or comedoes??) spread over my cheek 😦

Merasa makin tidak puas, lagi-lagi gw curcol dengan seorang guru di Purwacaraka. Mukanya cling bener padahal waktu kuliah sama2 di IPB gw inget banget dia pernah jerawatan batu semuka-muka parah banget…jauhhhh lebih parah dari jerawat gw yang ‘cuma’ 1-2 biji ini. Gw tanya dia perawatan dimana, dan pergilah gw ke klinik berikut ini.

10. Mirabeauty: Teriming-imingi dengan klaim bahan herbal dari Jerman, plus ngiri liat temen gw mukanya cling bener perawatan di situ, gw langsung ambil almost full package acne series nya Mirabeauty. Gw seneng banget sama obat totol sulfur nya yang mengempeskan beberapa calon jerawat gede, dan langsung mengerinkan luka bekas jerawat yang dipencet (teteup yah…).  Jerawat baru so far belom ada yang muncul dan bekas2nya mulai memudar.

Image

From L to R : Facial wash, acne toner, obat totol sulfur, acne lotion (up), sunscreen (down)

Tapiiii….di hari ke-5 gw pake Mirabeauty (yup..5 hari, belom seminggu, apalagi sebulan), kulit gw kok jadi terasa makin kering, kasar, dan yang bikin ga tahan adalah…..gatellllll !!! So, di hari ke-6 sepulang dari ngajar, pas cuci muka gw merasa muka gw makin perih, gw memutuskan untuk stop pemakaian semua produk Mirabeauty kecuali si totol sulfur. Gw cuci muka pake sabun Natasha gw yang sisa sedikit, lalu gw banjurrrrr dengan SK-II FTE. Ahhhhh…..rasanya kayak tanah kering retak disirem aer ujan ^.^

Gw langsung BBM temen SMA gw yang sekarang udah jadi dokter. A couple times gw pernah ketemu dia di mall, dan sepertinya dia fokus kerja di dunia klinik kecantikan. FYI, selama beberapa bulan ini dia suka BM-BM iklan kliniknya dia, tapi tak pernah gw gubris (hehehe…maap yaaa dok). Tapi karena kondisi kulit gw udah galau banget (bahhh..) akhirnya gw ceritakan semua keluhan kulit gw sama pak dokter. Langsung bikin appointment untuk konsul di kliniknya keesokan harinya, so this is my last clinic I’ve been attending. FINALLY, yes….last!! I hope in my blog as well as in my life!

11. Mariposa Skin Care: Pertama kali ketemu muka lagi setelah ketemu di mall long time ago, temen gw kaget banget liat sikon kulit gw yang super kering, super iritasi, merah-merah, dan buanyak banget bekas jerawat. Sampe geleng2 kepala dia liat clinic history gw. Saat itu juga gw langsung diolesin salep bernama Dermatop oleh salah satu asistennya. Dan ga lama kemudian merah-merah nya langsung berkurang, muka gw juga terasa sedikit terhidrasi. Gw cuma dikasi sabun untuk kulit kering dan sensitif (wow, sejak jaman kapan gw pernah pake produk untuk kulit kering???) merk Ceraklin, dan disuruh beli salep Dermatop tadi di apotik.

10 hari pake Ceraklin dan Dermatop, yeyyy…my old skin was back!!! ^__^ alias tambang minyak mulai beroperasi kembali. Setelah itu, barulah gw dikasi krim spesifik dari rangkaian Gernetics France:

Vasco : buat melancarkan peredaran darah (vaskular) yang goalnya adalah mengurangi kemerahan di muka gw.

Octo: melunakkan isi jerawat dan membasmi blackhead dan whitehead (seneng banget gw baca klaim ini…this is what I neeedddddd!)

Immuno: Tekstur krim ini unik. Kalo dipake tipis2 dia jadi krim. Kalo dipake tebel dia jadi masker, karena di brosurnya memang dia digolongkan di kategori “mask”. Immuno ini bener2 ngeringin jerawat in any forms of it. Calon jrewi yang cenut2, maupun jrewi kecil2 yang seperti nasi itu.

Image

Gw juga dikasi resep antibiotik clindamycin 300 mg selama sebulan ini. Gw sempet takut, ga kelamaan dan ga bahaya nih minum antibiotik sebulan nonstop? Tapi dengan penjelasan dokter dan hasil googling, ternyata antibiotik ini memang umum untuk perawatan jerawat yang bukan selesai dalam hitungan harian tapi bulanan, dengan efek samping yang sangat jarang terjadi.

http://en.wikipedia.org/wiki/Clindamycin

http://www.drugs.com/sfx/clindamycin-side-effects.html

Hutang penjelasan nih…kenapa tadi gw sebut second disaster. Karena ternyata krim yang berlevel-level gitu kemungkinan  mengandung steroid. Gw ulang: KEMUNGKINAN…karena ga ada yang tau persisnya isi resep rahasia setiap brand, tapi hanya bisa menduga dari ciri-ciri dan karakteristiknya. Steroid memang bikin muka cling dalam waktu singkat, tapi membuat kulit nagih alias minta kadar yang lebih tinggi terus, sampai pada satu titik rebound phenomenon, akan berbalik menjadi lebih parah daripada sebelum pake. Hmmm…tiga indikatornya udah kejadian nih sama gw….

Dan soal obat minum dimana dokternya ga sebut namanya, itu juga kemungkinan ciri steroid, karena sifat steroid oral yang tidak bisa langsung distop seperti antibiotik. Harus diminum bertahap menurun supaya tubuh bisa beradaptasi. Penghentian mendadak bisa menimbulkan banyak efek samping pada tubuh.

Well, sebulan sudah gw jalanin regime Gernetics dan so far hasilnya memuaskan. Jerawat2 nasi berkurang jauh, jerawat gede berkurang secara ukuran dan frekuensi, bekas jerawat memudar banget ^_______^

Using Gernetics for a month

Using Gernetics for a month

Gw juga chemical peeling, tapi kali ini dengan AHA 20% saja.  AHA teorinya jenis peeling yang paling mild, but awwwwww……sensasi gatel dan panas pas peeling AHA disini jauuuuhhh melebihi Jessner dan TCA (peeling yang paling deep dan menyakitkan, harusnya) yang pernah gw jalani di klinik2 sebelumnya. Netralisir adalah saat paling horor, dimana gw ngerasa burning sensation on my skin, diiringi bunyi “cesssss…..” kayak soda setiap kali muka gw disemprot penetral T____T huhuhu…I hope my pain worth great results *praying*

Cantik itu perjuangan ya sodara-sodari…. I’ll keep updating my progress ^_^d

NOTE: Gw sebut merk disini bukan untuk jelek2in or muji2 brand tertentu. Ini cuma ringkasan dari pengalaman gw di bidang pembasmian jerawat. Prinsip gw, skin care itu sama kayak fashion. Some suit me and some suit others. What suits me may not suit others, vice versa. Jadi kalau ada di antara pembaca yang masih memakai salah satu brand yang gw sebut diatas dan merasa cocok-cocok aja, aman-aman aja, monggo diteruskan 🙂 Dan bagi yang masih belom menemukan brand/regime andalannya, cayoooo….nyari skin care yang cocok itu sama susahnya ternyata sama nyari jodoh :p